A.
LATAR BELAKANG
Diabetes Mellitus Gestasional (DMG)
didefinisikan sebagai gangguan toleransi glukosa berbagai tingkat yang
diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah penderita perlu mendapat
insulin atau tidak. Pada kehamilan trimester pertama kadar glukosa akan turun
antara 55-65% dan hal ini merupakan respon terhadap transportasi glukosa dari
ibu ke janin. Sebagian besar DMG asimtomatis sehingga diagnosis ditentukan
secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin.
Di Indonesia insiden DMG sekitar 1,9-3,6% dan
sekitar 40-60% wanita yang pernah mengalami DMG pada pengamatan lanjut pasca
persalinan akan mengidap diabetes mellitus atau gangguan toleransi glukosa.
Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah sewaktu
dan 2 jam post prandial (pp). Bila hasilnya belum dapat memastikan diagnosis
DM, dapat diikuti dengan test toleransi glukosa oral. DM ditegakkan apabila
kadar glukosa darah sewaktu melebihi 200 mg%. Jika didapatkan nilai di bawah
100 mg% berarti bukan DM dan bila nilainya diantara 100-200 mg% belum pasti DM.
Pada wanita hamil, sampai saat ini pemeriksaan
yang terbaik adalah dengan test tantangan glukosa yaitu dengan pembebanan 50
gram glukosa dan kadar glikosa darah diukur 1 jam kemudian. Jika kadar glukosa
darah setelah 1 jam pembebanan melebihi 140 mg% maka dilanjutkan dengan
pemeriksaan test tolesansi glukosa oral. Gangguan DM terjadi 2 % dari semua
wanita hamil, kejadian meningkat sejalan dengan umur kehamilan, tetapi tidak
merupakan kecenderungan orang dengan gangguan toleransi glokusa,25%kemungkinan
akan berkembang menjadi DM gestasional merupakan keadaan yang perlu ditangani
dengan professional, karena dapat mempengaruhi kehidupan janin/ bayi dimasa yang
akan dating, juga saat persalinan.
Diabetes Gestational merupakan komplikasi medis yang paling
umum terjadi selama kehamilan tetapi dapat juga berlanjut meski sudah tidak
hamil lagi. Pengendalian kadar glukosa darah adalah hal penting selama
kehamilan. Menurut penelitian sekitar 40-60 persen ibu yang mengalami diabetes
mellitus pada kehamilan dapat berlanjut mengidap diabetes mellitus setelah
persalinan. Disarankan agar setelah persalinan pemeriksaan gula darah diulang
secara berkala misalnya setiap enam bulan sekali.
Pada pasien yang telah menderita DM sebelumnya jika kemudian
hamil maka akan cukup rawan untuk terjadi komplikasi pada janin yang dikandung,
dan juga kesehatan si ibu dapat memburuk apabila terjadi komplikasi-komplikasi
diabetik. Akhir dari kehamilan penderita DM dapat dibuat lebih aman apabila
ditangani dengan penatalaksanaan yang tepat, perawatan yang optimum meliputi
inisiasi terapi intensif sebelum konsepsi. Pasien-pasien ini memerlukan
diagnosis dan penatalaksanaan prenatal yang khusus.
Faktor risiko diabetes mellitus pada kehamilan adalah
riwayat keguguran berulang, pernah melahirkan bayi yang beratnya sama dengan
atau melebihi 4000 g, pernah mengalami preeklamsia (keracunan kehamilan), atau
pernah melahirkan bayi mati tanpa sebab yang jelas atau bayi dengan cacat
bawaan.
Selain itu yang juga merupakan faktor risiko adalah usia ibu
hamil yang melebihi 30 tahun, riwayat diabetes mellitus dalam keluarga, serta
pernah mengalami diabetes mellitus pada kehamilan sebelumnya.
B. RUMUSAN MASALAH
- Bagaimana Patofisiologi
terjadinya DM pada masa kehamilan
- Bagaimana Proses asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan DM
C. TUJUAN
-
Untuk mengetahui bagaiman asuhan
kebidanan DMG pada kehamilan
-
Untuk mengetahui apa itu DMG dalam
kehamilan
-
Untuk mengetahui patofisiologi DMG
dalm kehamilan
)
A.
PENGERTIAN
ü Diabetes Mellitus Gestasional (DMG)
didefinisikan sebagai gangguan toleransi glukosa.
ü Suatu Intoleransi karbohidrat ringan
( toleransi glukosa terganggu ) maupun berat yang terjadi atau diketahui
pertama kali pada saat kehamilan berlangsung.
ü Penyakit kelainan metabolisme,
dimana penderita tidak bias secara otomatis mengendalikan tingkat glukosa dalam
darahnya.
Berbagai
tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa membedakan apakah
penderita perlu mendapat insulin atau tidak. Pada kehamilan trimester pertama
kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini merupakan respon terhadap
transportasi glukosa dari ibu ke janin. Sebagian besar DMG asimtomatis sehingga
diagnosis ditentukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin.
B. ETIOLOGI
DMG
disebabkan karna kekurangn insulin. Yang disebabkan karna adanya kerusakan
sebagian kecil atau sebagian besar sel – sel beta pulau langerhans dalam
kelenjar pancreas yang bekarja menghasilkan insulin.
Dalam
kehamilan terjadi perubahan metabolism endokrin dan karbohidrat untuk makanan
janin dan persiapan untuk menyusui. Bila tidak mampu meningkatkan produksi
insulin yang mengakibatkan hyperglikemia atau DM kehamilan ( DM yang timbul
dalam kehamilan ).
C.
TANDA DAN GEJALA
ü Sering
kencing pada malam hari ( polyuria )
ü Selalu
merasa haus ( polydipsia)
ü Selalu
merasa lapar ( polyfagia )
ü Selau
mersa lelah atau kekurangan enrgi
ü Penglihatan
menjadi kabur
ü Hyperglaisimia
( peningkatan abnormal kandungan gula dalam darah )
ü Glaikosuria
( glukosa dalam urine )
ü
Mata kabur
ü
Pruritus vulva.
ü
Ketonemia.
ü
BB menurun
ü
Gula darah 2 jam pp > 200
mg/dl.
ü
Gula darah sewaktu > 200 mg/dl
ü
Gula darah puasa > 126 mg/dl.
D.
KLASIFIKASI
1.
Diabetes mellitus yang tergantung
pada insulin ( Tipe 1/ Id DM )
Biasanya
terdapat pada orang yang masih muda. Gejalanya terjadi dengan tiba – tiba .
kadar glukosa darah yang tinggi.
2.
Diabetes mellitus yang tidak
tergantung pada insulin ( Tipe 2 / NID DM)
Biasanya
terdapat pada orang yang usianya > 40 tahun , terjadi secara perlahan
– lahan , dan kemungkina tidak ada tanda atau gejala , biasanya terdapat pada
orang gemuk , usia lanjut dan tidak aktif.
3. Diabetes tipe lain.
4. Diabetes mellitus gestasional (DMG)
yaitu diabetes yang hanya timbul dalam kehamilan.
Tabel. klasifikasi insulin
KARAKTERISTIK
|
TIPE 1 ( DEPENDEN INSULIN )
|
TIPE 2 ( NON DIPENDEN INSULIN )
|
Lokus
genetic
|
·
Kromosom 6
|
·
Tidak diketahui
|
Onset
umur
|
·
< 20 tahun
·
< 40 tahun
|
·
Umur > 40 tahun
|
Habitus
|
·
Normal,terjadi pemborosan energi
|
·
Gemuk
|
Insulin
plasma
|
·
Insulin rendah/tidak ada/ kurang
|
·
Tinggi.resistensi terhadap insulin
tinggi
|
Glucagon
|
·
Konsentrasi tinggi dapat
diturunkan
|
·
Konsentrasi tinggi , resistensinya
juga tinggi
|
Komplikasinya
reaksi kortison terhadap terapi insulin
|
·
Ketoasidosis
·
bereaksi
|
·
hyperosmoler sampai koma
·
dapat bereaksi
|
Sulfonil-
urea
|
·
tidak bereaksi
|
·
bereaksi dengan baik
|
E.
SKRINING
Fourth
International Workshop-Conference on Gestational Diabetes: Merekomendasikan
skrining untuk mendeteksi Diabetes Gestasional :
- Risiko Rendah :
Tes glukosa darah tidak dibutuhkan apabila :
- Angka kejadian diabetes gestational pada daerah tersebut rendah
- Tidak didapatkan riwayat diabetes pada kerabat dekat
- Usia < 25 tahun
- Berat badan normal sebelum hamil
- Tidak memiliki riwayat metabolism glukosa terganggu
- Tidak ada riwayat obstetric terganggu sebelumnya
2. Risiko Sedang :
Dilakukan
tes gula darah pada kehamilan 24 – 28 minggu terutama pada wanita dengan ras
Hispanik, Afrika, Amerika, Asia Timur, dan Asia Selatan.
3.
Risiko Tinggi : wanita dengan obesitas, riwayat
keluarga dengan diabetes, mengalami glukosuria (air seni mengandung glukosa).
Dilakukan
tes gula darah secepatnya. Bila diabetes gestasional tidak terdiagnosis maka
pemeriksaangula darah diulang pada minggu 24 – 28 kehamilan atau kapanpun
ketika pasien mendapat gejala yang menandakan keadaan hiperglikemia (kadar gula
di dalam darah berlebihan).
F.
KOMPLIKASI
·
Tekanan darah tinggi, preeclampsia
dan eclampsia.
Gestational
diabetes akan meningkatkan resiko ibu untuk mengalami tekanan darah yang tinggi
selama kehamilan. Hal tersebut juga akan meningkatkan resiko ibu untuk terkena
preeclampsia dan eclampsia, yaitu 2 buah komplikasi serius dari kehamilan yang
menyebabkan naiknya tekanan darah & gejala lain, yang dapat membahayakan
ibu maupun sang buah hati.
·
Diabetes di kemudian hari.
Jika
mengalami gestational diabetes, maka kemungkinan besar akan mengalami kembali
pada kehamilan berikutnya. Selain itu, ibu juga beresiko untuk menderita
diabetes tipe 2 di kemudian hari. Akan tetapi dengan mengatur gaya hidup
seperti makan makanan yang bernutrisi & berolahraga dapat mengurangi resiko
terkena diabetes tipe 2 nantinya. Untuk wanita dengan riwayat gestational
diabetes, yang berhasi menurunkan berat badan hingga ideal setelah melahirkan,
maka resikonya untuk terkena diabetes tipe 2 hanya kurang dari 1 per 4 wanita.
Komplikasi pad maternal
|
Komplikasi pada janin
|
·
Hipertensi 10-20 %
·
Hidraamnion 20-25%
·
Bakteriuria 7-10 %
·
Persalinan distosia 10-15 %
·
Kematian maternal jarang
·
Gangguan vaskuler sehingga
menimbulkan : preeclampsia
|
· Kematian perinatal tinggi
· Kelainan congenital 6 %
· Makrosomia
· Kematian intra uterin
· Abortus berulang / tanpa sebab
· Respiratory distress syndrom
|
· Dapat terjadi infertilitas
· Emesis dan hyperemesis berat
|
·
Janin makrosomia cenderung
menyebabkan pertolongan persalinan operatif transoabdominal
|
· Dampak lain kolestrol tinggi dan
hypertensi adalah :
· Retinopati
· Nefropati
· Neuropath
· ateroskelosis
|
· pertolongan persalina pervaginam
yang paling berbahaya adalah distosia bahu.
|
G.
PATOFISIOLOGI
Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut,
akan terjadi suatu keadaan di mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal.
Terjadi perubahan kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin.
Akibatnya, komposisi sumber energi dalam plasma ibu bertambah (kadar gula darah
tinggi, kadar insulin tetap tinggi).
Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana
sirkulasi janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal.
(menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai komplikasi). Selain itu terjadi juga
hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan metabolik
(hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan
sebagainya.
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolism
endokrin dan karbohidrat yang menunjang pemasokan makanan bagi janin serta persiapan
untuk menyusui. Glukosa dapat berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada
janin sehingga kadarnya dalam darah janin hampir menyerupai kadar darah ibu.
Insulin ibu tak dapat mencapai janin, sehingga kadar gula ibu yang mempengaruhi
kadar pada janin. Pengendalian kadar gula terutama dipengaruhi oleh insulin,
disamping beberapa hormone lain seperti estrogen, steroid dan plasenta
laktogen. Akibat lambatnya resorpsi makanan maka terjadi hiperglikemia yang
relatif lama dan ini menuntut kebutuhan insulin. Menjelang aterm kebutuhan
insulin meningkat sehingga mencapai 3 kali dari keadaan normal. Hal ini disebut
sebagai tekanan diabetojenik dalam kehamilan. Secara fisiologik telah terjadi
resistensi insulin yaitu bila ia ditambah dengan insulin eksogen ia tidak mudah
menjadi hipoglikemi. Akan tetapi, bila ibu tidak mampu meningkatkan produksi
insulin, sehingga ia relative hipoinsulin yang menyebabkan hiperglikemia atau
diabetes kehamilan.
Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi
tersebut, akan terjadi suatu keadaan di mana jumlah/fungsi insulin menjadi
tidak optimal. Terjadi perubahan kinetika insulin dan resistensi terhadap efek
insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi dalam plasma ibu bertambah (kadar
gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi). Melalui difusi terfasilitasi
dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi komposisi
sumber energi abnormal. (menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai komplikasi).
Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan
metabolik (hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan
sebagainya.
H.
FAKTOR RESIKO
a. Factor kebidanan
ü
Beberapa kali keguguran
ü
Riwayat pernah melahirkan anak mati
tanpa sebab yang jelas.
ü
Riwayat pernah melahirkan anak
dengan cacat bawaan.
ü
Pernag pre-eklampsi
ü
polihidramnion
b. Factor ibu
ü
Umur ibu hamil lebih dari 30 tahun
ü
Riwayat DM dalam keluarga
ü
Pernah DMG pada kehamilan sebelumnya
ü
Infeksi saluran kemih yang
berulang-ulang sebelum hamil.
I.
PENGARUHNYA
Terhadap kehamilan
|
Terhadap persalinan
|
Terhadap nifas
|
·
Hyperemesis gravidarum
·
Pemakaian glikogen bertambah
·
Meningkatnya metabolism basal
·
Sebagian insulin ibu dimusnahkan
oleh enzim insulin dalam plasenta
|
·
kegiatan otot rahim dan usaha
meneran mengakibatkan pemakaian glukosa lebih banyak , sehingga dapat terjadi
hypoglikemia , apabila disertai dengan muntah – muntah.
|
·
Lebih sering mengakibatkan infeksi
nifas dan sepsis yang menghambat luka jaln lahir , baik rupture perineum
maupun lika episitiomi
|
J.
PENATALAKSANAAN
a)
Pengelolaan medis
Sesuai
dengan pengelolaan medis DM pada umumnya, pengelolaan DMG juga terutama
didasari atas pengelolaan gizi/diet dan pengendalian berat badan ibu.
1.
Kontrol secara ketat gula darah,
sebab bila kontrol kurang baik upayakan lahir lebih dini, pertimbangkan
kematangan paru janin. Dapat terjadi kematian janin memdadak. Berikan insulin
yang bekerja cepat, bila mungkin diberikan melalui drips.
2.
Hindari adanya infeksi saluran kemih
atau infeksi lainnya. Lakukan upaya pencegahan infeksi dengan baik.
3.
Pada bayi baru lahir dapat cepat
terjadi hipoglikemia sehingga perlu diberikan infus glukosa.
4.
Penanganan DMG yang terutama adalah
diet, dianjurkan diberikan 25 kalori/kgBB ideal, kecuali pada penderita yang
gemuk dipertimbangkan kalori yang lebih mudah.
5.
Cara yang dianjurkan adalah cara
Broca yaitu BB ideal = (TB-100)-10% BB.
6.
Kebutuhan kalori adalah jumlah
keseluruhan kalori yang diperhitungkan dari:
− Kalori basal 25 kal/kgBB ideal
− Kalori kegiatan jasmani 10-30%
− Kalori untuk kehamilan 300 kalor
− Perlu diingat kebutuhan protein ibu hamil 1-1.5 gr/kgBB
Jika
dengan terapi diet selama 2 minggu kadar glukosa darah belum mencapai normal
atau normoglikemia, yaitu kadar glukosa darah puasa di bawah 105 mg/dl dan 2
jam pp di bawah 120 mg/dl, maka terapi insulin harus segera dimulai.
Pemantauan
dapat dikerjakan dengan menggunakan alat pengukur glukosa darah kapiler.
Perhitungan menu seimbang sama dengan perhitungan pada kasus DM umumnya, dengan
ditambahkan sejumlah 300-500 kalori per hari untuk tumbuh kembang janin selama
masa kehamilan sampai dengan masa menyusui selesai.
Pengelolaan
DM dalam kehamilan bertujuan untuk :
− Mempertahankan kadar glukosa darah puasa < 105 mg/dl
− Mempertahankan kadar glukosa darah 2 jam pp < 120 mg/dl
− Mempertahankan kadar Hb glikosilat (Hb Alc) < 6%
− Mencegah episode hipoglikemia
−
Mencegah ketonuria/ketoasidosis deiabetik
− Mengusahakan tumbuh kembang janin yang optimal dan normal.
Dianjurkan
pemantauan gula darah teratur minimal 2 kali seminggu (ideal setiap hari, jika
mungkin dengan alat pemeriksaan sendiri di rumah). Dianjurkan kontrol sesuai
jadwal pemeriksaan antenatal, semakin dekat dengan perkiraan persalinan maka
kontrol semakin sering. Hb glikosilat diperiksa secara ideal setiap 6-8 minggu
sekali.
Kenaikan
berat badan ibu dianjurkan sekitar 1-2.5 kg pada trimester pertama dan
selanjutnya rata-rata 0.5 kg setiap minggu. Sampai akhir kehamilan, kenaikan
berat badan yang dianjurkan tergantung status gizi awal ibu (ibu BB kurang
14-20 kg, ibu BB normal 12.5-17.5 kg dan ibu BB lebih/obesitas 7.5-12.5 kg).
Jika
pengelolaan diet saja tidak berhasil, maka insulin langsung digunakan. Insulin
yang digunakan harus preparat insulin manusia (human insulin), karena insulin
yang bukan berasal dari manusia (non-human insulin) dapat menyebabkan
terbentuknya
antibodi terhadap insulin endogen dan antibodi ini dapat menembus sawar darah
plasenta (placental blood barrier) sehingga dapat mempengaruhi janin.
Pada
DMG, insulin yang digunakan adalah insulin dosis rendah dengan lama kerja
intermediate dan diberikan 1-2 kali sehari. Pada DMH, pemberian insulin mungkin
harus lebih sering, dapat dikombinasikan antara insulin kerja pendek dan
intermediate, untuk mencapai kadar glukosa yang diharapkan.
Obat
hipoglikemik oral tidak digunakan dalam DMG karena efek teratogenitasnya yang
tinggi dan dapat diekskresikan dalam jumlah besar melalui ASI
b). Pengelolaan obstetrik
Pada
pemeriksaan antenatal dilakukan pemantauan keadaan klinis ibu dan janin,
terutama tekanan darah, pembesaran/ tinggi fundus uteri, denyut jantung janin,
kadar gula darah ibu, pemeriksaan USG dan kardiotokografi (jika memungkinkan).
Pada
tingkat Polindes
dilakukan pemantauan ibu dan janin dengan pengukuran tinggi fundus uteri dan
mendengarkan denyut jantung janin.
Pada
tingkat Puskesmas
dilakukan pemantauan ibu dan janin dengan pengukuran tinggi fundus uteri dan
mendengarkan denyut jantung janin.
Pada
tingkat rumah sakit,
pemantauan ibu dan janin dilakukan dengan cara :
Pengukuran
tinggi fundus uteri :
· NST – USG serial
· Penilaian menyeluruh janin dengan
skor dinamik janin plasenta (FDJP), nilai FDJP < 5 merupakan tanda gawat
janin.
· Penilaian ini dilakukan setiap
minggu sejak usia kehamilan 36 minggu. Adanya makrosomia, pertumbuhan janin
terhambat (PJT) dan gawat janin merupakan indikasi untuk melakukan persalinan
secara seksio sesarea.
· Pada janin yang sehat, dengan nilai
FDJP > 6, dapat dilahirkan pada usia kehamilan cukup waktu (40-42 mg) dengan
persalinan biasa. Pemantauan pergerakan janin (normal >l0x/12 jam).
· Bayi yang dilahirkan dari ibu DMG
memerlukan perawatan khusus.
· Bila akan melakukan terminasi
kehamilan harus dilakukan amniosentesis terlebih dahulu untuk memastikan
kematangan janin (bila usia kehamilan < 38 mg).
· Kehamilan DMG dengan komplikasi
(hipertensi, preeklamsia, kelainan vaskuler dan infeksi seperti
glomerulonefritis, sistitis dan monilisasis) harus dirawat sejak usia kehamilan
34 minggu. Penderita DMG dengan komplikasi biasanya memerlukan insulin.
· Penilaian paling ideal adalah
penilaian janin dengan skor fungsi dinamik janin-plasenta (FDJP).
PENGKAJIAN DENGAN MANAJEMEN VARNEY
1.
PENGUMPULAN DATA
Mengumpulkan
data subyektif dan data obyektif berupa data focus yang di butuhkan untuk
menilai keadaan ibu sesuai kondisinya menggunakan anamnesa, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan laboratorium.
a.
Data subjektif
ü Biodata
ibu dan suami
a)
Nama ibu
Untuk
mengetahui siapa yang akan kita beri asuhan dan lebih mudah untuk
berkomunikasi.
b) Nama suami
Untuk
mengetahui siapa penanggung jawab saat pemberiaan asuhan
c) Umur ibu
Untuk
mengetahui apakah ibu termasuk berisiko pada kehamilan ini apabila dilihat dari
aspek umur. Ibu hamil yang lebih berbahaya dengan DMG yaitu ibu primi tua atau
ibu yang berumur > 35 tahun.
d) Agama ibu dan suami
Untuk
mengetahui apakah ada kepercayaan dalam agamanya, adakah kepercayaan terkait
kehamilan.
e) Suku bangsa ibu
Untuk
mengetahui dari mana asal ibu berkaitan dengan bahasa yang digunakan untuk
berkomunikasi dan kebiasaan-kebiasaan yang dianut.
f) Pendidikan ibu dan suami
Untuk
mengetahui tingkat pengetahuaan ibu dan suami sehingga memudahkan dalam
pemberiaan informasi dan konseling.
g) Pekerjaan ibu dan suami
Untuk
mengetahui tingkat aktifitas yang dilakukan oleh ibu dan suami dan pengaruhnya
terhadap ekonomi keluarga sehingga memudahkan dalam pemantauan gaya hidup dari
ibu.
h) Alamat ibu dan suami
Untuk
mengetahui tempat tinggal ibu dan suami serta lingkungan disekitar tempat
tinggal ibu.
i) No tlp/hp ibu dan suami
Untuk
memudahkan berkomunikasi sewaktu-waktu bila ada masalah.
· Keluhan utama
Untuk
mengetahui keluhan yang dirasakan ibu yang dapat menunjang diangnosa ibu
mengalami DMG seperti sering kencing, cepat haus.untuk mengetahui hal patologis
dalam kehamilan yang dirasakan oleh ibu. Misalnya : ibu dengan DM sering
merasakan polyfagi ( ibu sring merasa lapar), polyuri (sering kencing),
polydipsi (sering mersa haus). Hal ini di karenakan ibu hamil dengan DMG
terjadi perubahan fisiologis, juga terjadi perubahan jumla atau fungsi yang
abnormal terhadp insulin. Sehingga terjadi juga perubahan kinetika serta
resistensi terhadap insulin yang mengakibatkan komposisi sumber energy dalam
plasma ibu rendah ( kadar gula darah tinggi dan kadar insulin juga tetap
tinggi).
ü
Poliuri (banyak kencing)
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga klien mengeluh banyak kencing.
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga klien mengeluh banyak kencing.
ü
Polidipsi (banyak minum)
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak karena poliuri, sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak minum.
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak karena poliuri, sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak minum.
ü
Polipagi (banyak makan)
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi (lapar). Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus makan. Tetapi walaupun klien banyak makan, tetap saja makanan tersebut hanya akan berada sampai pada pembuluh darah.
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi (lapar). Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus makan. Tetapi walaupun klien banyak makan, tetap saja makanan tersebut hanya akan berada sampai pada pembuluh darah.
ü
Berat badan menurun, lemas, lekas
lelah, tenaga kurang.
Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka
tubuh berusama mendapat peleburan zat dari bahagian tubuh yang lain yaitu lemak
dan protein, karena tubuh terus merasakan lapar, maka tubuh selanjutnya akan
memecah cadangan makanan yang ada di tubuh termasuk yang berada di jaringan
otot dan lemak sehingga klien dengan DM walaupun banyak makan akan tetap kurus
ü
Mata kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa – sarbitol fruktasi) yang disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan sarbitol dari lensa, sehingga menyebabkan pembentukan katarak.
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa – sarbitol fruktasi) yang disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan sarbitol dari lensa, sehingga menyebabkan pembentukan katarak.
· Riwayat menstruasi
Untuk
mengetahui kapan pasien menarche, sejak kapan ibu tidak mendapatkan haid
haid.pola haid, teratur apa tidak. Hai ini penting untuk diagnosiss. Karena
untuk kepentingan mengukur umur kehamilan ibu dan menghitung tapsiran
persalinannya..
· Riwayat persalinan yang
lalu
-
Riwayat ini sangat penting untuk
mendukung diagnose actual. Untuk mengetahui berapa kali ibu pernah hamil,
jumlah anak yang dimiliki,jumlah persalinan aterm,preterm dan pernah atau tidak
abortus. umur kahamilan saat lahir, apakah ada penyulit saat hamil, tempat
bersalin, penolong persalinan, berat badan bayi saat lahir jenis kelamin
anak, jenis persalinan, apakah ada penyulit saat nifas, keadaan anak
sekarang serta umur anak sekarang.
-
untuk mengetahui bagaimana riwayat
persalinan ibu sebelumnya, misalnya pada ibu dengan DMG komplikasi pada janin
megakibatkan janin menjadi besar (makrosomia), janin mati, atau kelainan
congenital.
Makrosomia adalah bayi dengan berat badan > 4000gr hal ini
dikarenakan
-
Terjadi akibat hipernutrisi ibu yang
berdampak pada janin, diantaranya, hiperglikemi, kelebihan asam amino,
asamlemak berlebihan,
-
Kompensasi dari sel beta pancreas
untuk mengeluarkan insulin sehingga overnutrisi dapat diubah menjadi bentuk
anabolic janin
-
Metabolism alam bentuk anabolic
terjadi sema bagian janin kecuali otaknya
Kelainan congenital adalah cacat bawaan
-
Perubahan metabolism ibu hamil yang
menyebabkan hiperglikemia, hiperketosis bahkan dapat terjadi hipoglikemia.
Dengan demikian, sumber energy janin tidak mampu menentu sehingga dalam
pertumbuhannya kekurangan FUEL MEDIATOR
-
Dalam keadaan tertentu glikolisis
terganggu. Bil gangguan terjadi sejak umur 7 minggu, pada saat organogenesis,
ganguan pembentukan organ dan kelainan congenital apat terjadi
-
Konsentrasi glycosylated haemoglobin
yang merupakan bentuk radikal glukosa sangat memengaruhi kejadian kelainan
congenital
-
Glikosil adalah bentuk radikal dari
glukosa yang berkaitan dengan hemoglobin. Glikosil bentuk glycosylated
hemoglobin yang tidak efektif menghantarkan o2
-
Untuk mengurangi kemungkinan
kelainan congenital dapat diberikan asam folik setiap hari sekitar 4-5 mg. asam
foliat dapat diberikan mulai saat terlambat menstruasi
Kematian
Janin dalam rahim
Kadar
glukosa maternal yang tidak stabil bisa menyebabkan terjadinya janin mati dalam
rahim, yang merupakan kejadian khas pada ibu dengan diabetes.
· Riwayat kesehatan
-
Riwayat kesehatan yang lalu, untuk
mengidentifikasi adakah ibu pernah menderita penyakit DM
-
Riwayat kesehatan sekarang, untuk
mngetahui apakah ibu menderita DM
· Riwayat kesehatan keluarga
Perlu ditanyakan karena ada
kemungkinan ada keluarga yang mempunyai riwayat DM
· Riwayat
kontrasepsi
Untuk
mengetahui alat kontrasepsi apa saja yang pernah digunakan ibu, berapa lama dan
apakah ada keluhan seelama memakai alat
kontrasepsi.
Misalnya
pada pil KB kombinasi hormone estrogen dan progestin lebih cenderung
menyebabkan perubahan dalam control glukosa darah sehingga pada ibu DM tidak bole
di gunakan karena akan menyebabkan semakin tingginya gluosa dalam darah ibu.
· Riwayat Psiko – social
a).
biologis
-
Pola nutrisi
Untuk
mengetahui status gizi ibu dan riwayat nutrisinya, pola nutrisi, jenis dan
porsi makan ibu, pola minum ibu berapa gelas sehari dibnadingkan dengan sebelum
dan saat hamil. Biasanya ibu hamil dengan DMG akan mengeluh polidipsi banyak
minum dan polyphogie banyak makan.
Untuk
mengetahui pemenuhan nutrisi pada ibu hamil.misalnya pada ibu penderita DMG :
-
Kalori basal 25 kal/kgBB ideal
-
Kalori kegiatan jasmani 10-30%
-
Kalori untuk kehamilan 300 kalor
-
Perlu diingat kebutuhan protein ibu
hamil 1-1.5 gr/kgBB
-
Sementara itu tingginya serat dalam
sayuran jenis A(bayam, buncis, kacang panjang, jagung muda, labu siam, wortel,
pare, nangka muda) ditambah sayuran jenis B (kembang kol, jamur segar, seledri,
taoge, ketimun, gambas, cabai hijau, labu air, terung, tomat, sawi) akan
menekan kenaikan kadar glukosa dan kolesterol darah.
-
Pola eliminasi
Untuk mengetahui apakah ada keluhan atau masalah dengan pola
BAK maupun BAB. Untuk ibu hamil dengan DMG maka biasanya akan timbul keluhan
sering kencing polyuri sehingga disini diamati frekuensi kencing ibu.
b). Psikologis
untuk
mengetahui bagaimana perasaan ibu pada kehamilan ini dan setelah mengetahui ibu
mengalami DMG.
b.
Data Objektif
· Pemeriksaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum ibu,
sejauh mana keluhan yang dirasakan ibu, mempengaruhi kondisi kesehatan ibu
secara umum. Biasanya pada ibu DMG ibu akan tampak cemas, gelisah.
-
Keadaan
Umum
Untuk
mngetahui bagaimana keadaan umum klien baik atau tidak
-
Kesadaran
Untuk
mengetahui bagaimana tingkat kesadaran klien
-
Keadaan Emosional
Untuk
mengetahui keadaan emosional untuk mengetahui kadaan emosional klien
dalam keadaan stabil atau tidak
-
TTV ( Tanda – tanda Vital )
Untuk
mengetahui keadaan tekanan darah, suhu, nadi, respirasi sehubungan dengan
keluhan yang dirasakan ibu
Sebagian
ibu hamil dengan DM mengalami hypertensi, karena DM merupakan gangguan
metabolic berupa ketidakmampuan tubuh memproduksi hormone insulin. Bias pula
berupa ketidakmampuan tubuh memanfaatkan insulin yang cukup di produksi ,
insulin berperan besar dala tubuh, tingginya kadar glukosa akan direspon
kelenjar pancreas dengan memproduksi hormone insulin. Dengan bantuan insulin,
gukosa masuk kedalam sel, insulin juga berperan dala penyimpanan kelebihan
glukosa di hati dalam bentuk glikogen. Akibat diabetes kadar gula darah akan
tetap tinggi. Hal ini dalam jangka panjang akan mengganggu system hormone Renin
Angiostensin system yang mengatur tekanan darah dan keseimbangan cairan tubuh.
Gangguan itu menyebabkan hormone Angiostensin II meningkat dan pembuluh darah
mengerut sehingga darah menjadi tinggi.
-
Berat badan dan tinggi badan
untuk
mengetahui seberpa besar lonjakan kenaikan berat badan ibu, hal ini sebagai
pendeteksi utama untuk mengetahui ibu DM atau tidak, karena kenaikan berat
badan yang cepat akan menimbulkan komplikasi DMG.
· Pemeriksaan sistematis dan
ginekologi
-
Abdomen
Untuk
mengetahui apakah ada bekas luka operasi, pada ibu hamil dengan DMG maka akan
ditemukan TFU lebih tinggi dari UK dan TBJ yang ditemukan akan besar. Disini
perlu pemeriksaan janin melalui DJJ dengan ketat untuk dapat terus memantau
kesejahteraan janin.
-
Anogenital
Pemeriksaan
dilakukan apabila ibu mengalami keluhan yang berhubungan alat
reproduksinya.misalnya pada ibu DMG mengalami infeksi saluran kemih yang
diakibatkan karena perubahan sistem imunitas atau pertahanan
tubuhnya, juga mereka yang menderita penyakit yang menekan sistem daya tahan
tubuh
· Pemeriksaan penunjang
Hal
ini penting dilakukan karna untuk lebih memastikan diagnosa yang lebih
pasti.dan Pemeriksaan yang diperlukan adalah pemeriksaan kadar gula darah atau
skrining glukosa darah serta ultrasonografi untuk mendeteksi adanya kelainan
bawaan dan makrosomia.
-
Periksaan urine lengkap untuk untuk
mengetahui apakah ada kandungan glukosa pada urine sehingga menunjang untuk
ditegakkannya diagnose DMG pada ibu hamil.
-
Pemeriksaan darah . contoh : kadar
gula daah untuk mendeteksi adanya DM atau tidak
-
Periksa kadar kolesterol
trigliserida karna makan yang banyak mengandung kolesterol harus dikurangi pada
wanita hamil karna ini hany memperburuk keadaany jika ibu itu DMG.
-
Pemeriksaan infeksi TORCH untuk
mendeteksi apakah ibu hamil tersebut mengalami infeksi pada trimester petama,
karena apabila terjadi infeksi janin akan mengalami cacat bawaan.
2.
INTERPRETASI DATA DASAR
Pada
langkah ini dilakukan identifikasi masalah terhadap maslah atau diagnose dan
kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data – data yang
dikumpulkan.
· Diagnosa kebidanan
Diagnosa
kebidanan adalah merupakan kesimpulan yang ditegakkan oleh bidan dalam lengkap
praktik kebidanan dengan memenuhi standar diagnosa nomenklatur kebidanan.
- G..A..P..A..H..
- Umur kehamilan
Beresiko
jika ibu hamil brumur > 35 tahun, karna ini merupakan salah satu factor DMG
- Letak anak bila UK ≥ 36 minggu.
- Jumlah janin bila UK ≥ 28 minggu.
- Keadaan anak : hidup/mati
- Intra /ekstra uteri
Pada
ibu dengan DM janin akan mengalami Intrauterine growth retardation, yaitu
o Diabetes meletus yang lama diderita
dapat menimbulkan gangguan vaskularisasi dan aterosklerosis umum sehhingga
dapat menimbulkan gangguan vaskularisasi menuju plasenta dengan akibat :
- Gangguan aliran nutrisi menuju janin
meskipun terjadi konsentrasi tinggi dalam darah maternal
- Gangguan pertukaran O2/CO2 sehingga
mengalami kekurangan O2 dan kelebihan CO2 dan menimbulkan asidosis
o Akibat terjadinya kekurangan nutrisi
menahun dan asfiksia kronis, sehingga menimbulkan gangguan tumbuh-kembang janin
dalam bentuk intrauterin growth retardation
o Bayi dapat lahir dengan berat lahir
rendah simetris atau asimetris.
- Penyulit/komplikasi ditulis dengan DMG
Casinos & Games | DrmCD
BalasHapusVisit us to meet new players! We've 춘천 출장샵 got more than 50 여수 출장샵 exciting casino games from the most successful providers in 충주 출장마사지 the online gambling 서산 출장마사지 industry. 과천 출장마사지 Play Slots