Selasa, 24 Maret 2015

PHISOCOLOGY




TEORI DAN KONSEP PERILAKU
Proses perkembangan perilaku manusia sebagian ditentukan oleh kehendaknya sendiri, sebagian bergantung pada alam, sedangkan makhluk lain sepenuhnya bergantung pada alam. Ciri manusia memiliki kebutuhan yang secara terus menerus untuk dipenuhinya . Manusia dibekali cipta (kognitif), rasa (afektif), karsa (psikomotor).
Perilaku manusia tidak lepas dari proses pematangan organ-organ tubuh. Perilaku individu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi akibat adanya stimulus, baik internal maupun eksternal.


PENGERTIAN PERILAKU
a. Dari sudut Biologis:
Suatu kegiatan atau aktivitas organisme yg bersangkutan, yg dpt diamati secara langsung maupun tdk langsung
b. Soekidjo Notoatmodjo, 1993:
Suatu aktivitas manusia itu sendiri
c. Secara Operasional Soekidjo Notoatmodjo, 1993:
Suatu respons organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut
d. Ensiklopedia Amerika :
Suatu aksi – reaksi  organisme terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut Rangsangan.
e. Robert Kwick,1974:
Tindakan atau perilaku suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari
f. Sri Kusmiyati & Desminiarti, 1990:
Proses interaksi individu dengan lingkungannya sebagai manifestasi hayati bahwa dia adalah makhluk hidup
g. Sunaryo, 2004:
Aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respons serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung



Pengertian Perilaku
A.    Pengertian Perilaku

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.

B) Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia
1)Genetika
2)Sikap – adalah suatu ukuran tingkat kesukaan seseorang terhadap perilaku tertentu.
3)Norma sosial – adalah pengaruh tekanan sosial.
4)Kontrol perilaku pribadi – adalah kepercayaan seseorang mengenai sulit tidaknya melakukan suatu perilaku.

proses pembentukan perilaku menurut para ahli


1. B.F. Skiner
Skinner menyatakan bahwa belajar merupakan “Tingkah laku sebagai hubungan antara perangsang (S) dan respon (R)” yang terkenal dengan teorinya yaitu Operant Conditioning Theory. Ada dua macam respon dalam kegiatan belajar
Respondent response reflexive respons, bersifat spontan atau dilakukan secara reflek, diluar kemampuan seseorang. Dalam situasi yang demikiasn seseorang cukup belajar dengan stimulus yang diberikan dan ia akan memberikan respons yang sepadan dengan stimuli yang datang.
Operant Response (Instrumental Response), respon yang timbul dan berkembangnya dikuti oleh perangsan-perangsang tertentu. Perangsang yang demikian disebut dengan reinforcing stimuli atau reinforcer, karena perangsang ini memperkuan respons yang telah dilakukan oleh organisme.
Prosedur pembentukan tingkah laku dalam operant response secara sederhana adalah sebagai berikut :
Mengidentifikasi hal-hal apa yang merupakan reinforcer bagi tingkah laku yang akan dibentuk.
Menganalisa, dan selanjutnya mengidentifikasi komponen-komponen itu lalu disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya tingkah laku yang dimaksud.
Berdasarkan urutan komponen-komponen itu sebagai tujuan sementara, mengidentifikasi reinforcer untuk masing-masing komponen-komponen itu.
Melakukan pembentukan tingkah laku, dengan mengunakan urutan yang telah disusun. Kalau komponen pertama telah dilakukan, maka hadiahnya (reinforcer) diberikan. Kemudian komponen kedua, jika yang pertama sudah terbentuk, yang kemudian diberi hadiah pula (komponen pertama tidak memerlukan hadiah lagi)

2. Pavlov
Dalam teorinya Pavlov menyatakan bahwa gerakan refleks itu dapat dipelajari dan dapat berubah dengan melakukan latihan. Refleks dibagi menjadi dua bagian, yaitu refleks wajar (unconditioned reflex) dan refleks bersyarat (conditioned reflex). Refleks wajar, refleks yang terjadi dengan sendirinya saat diberikan rangsang, sedangkan refleks bersyarat adalah refleks yang harus dipelajari.
Menurut teori conditioning, belajar adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat (conditions), dapat berupa latihan yang dilakukan secara terus menerus sehingga menimbulkan reasksi (response).
Kelemahannya adalah menganggap bahwa belajar adalah hanyalah terjadi secara otomatis dan lebih menonjolkan peranan latihan-latihan, dimana keaktifan dan pribadi seseorang tidak dihiraukan.
3. Guthrie
Teori yang dikemukakan oleh Guthrie adalah teori conditioning yang menitikberatkan pada cara-cara atau upaya tertentu untuk mengubah kebiasaan yang kurang baik menjadi kebiasaan yang baik. Menurut Guthrie tingkah laku manusia itu adalah merupakan deretan-deretan tingkah laku yang terdiri dari unit-unit. Unit-unit tingkah laku ini merupakan respons atas rangsangan ang terjadi sebelumnya dan menjadi rangsang berikutnya.
Beberapa metode yang disarankan Guthrie untuk mengubah tingkah laku atau kebiasaan-kebiasaan adalah
Metode Reaksi Berlawanan (Incompatible Response Method)
Dasar pemikiran metode reaksi berlawanan adalah bahwa manusia adalah merupakan organisme yang selalu bereaksi terhadap rangsang-rangsang.
Metode Membosankan (Exhaustion Method)
Hubungan asosiasi antara rangsang dengan reaksi pada tingkah laku yang buruk dibiarkan sampai kemudian menjadi bosan atas keburukannya.
Metode Mengubah Lingkungan (Change of Enviromental Method)
Adalah cara yang digunakan dengan memutuskan hubungan rangsang antara rangsang dengan respons yang buruk yang akan dihilangkan.
4. E.L. Thorndike
Thorndike menyatakana ada 2 prinsip belajar, yaitu law of effect dan law of exercise, yang terangkum dalam teorinya yaitu The Connectionism Theory.
Law of Effect
Adalah prinsip yang menyatakan bahwa seseorang dapat dengan cepat menguasai perilaku baru, apabila ia merasa memperoleh susuatu yang menyenangkan, memuaskan ketika melakukan perbuatan (response) yang berkenaan dengan perilaku tersebut di atas.
Law of Exercise
Adalah prinsip yang menyatakan bahwa makin sering perilaku baru itu dipraktekkan atau dilatih penerapannya makin kuat dan makin cepat berintegrasi dengan keseluruhan perilaku kebiasaannya.
5. Clark C. Hul
Dalam teorinya ia mengatakan bahwa suatu kebutuhan harus ada pada diri seseorang yang sedang belajar, kebutuhan itu dapat berupa motif, maksud, ambisi, atau aspirasi. Dalam hal ini efisiensi belajar tergantung pada besarnya tingkat pengurangan dan kepuasan motif yang menyebabkan timbulnya usaha belajar individu.
Prinsip penguat (reinforcer) menggunakan seluruh situasi yang memotivasi, mulai dari dorongan biologis yang merupakan kebutuhan utama seseorang sampai pada hasil-hasil yang memberikan ganjaran bagi seseorang. Jadi pada diri seseorang harus ada motif sebelum belajar terjadi atau dilakukan.
6. Piaget
Piaget mengemukakan aspek-aspek perkembangan intelektual anak sebagai berikut:
Aspek struktur
Ada hubungan fungsional antara tindakan fisik, tindakan mental, dan perkembangan berpikir logis anak-anak. Tindakan-tindakan menuju perkembangan operasi-operasi dan selanjutnya menuju pada perkembangan struktur-struktur. Struktur yang juga disebut skemata atau juga biasa disebut dengan konsep, merupakan organisasi mental tingkat tinggi.
Aspek isi
Isi maksudnya adalah pola perilaku anak khas yang tercermin pada respons yang diberikannya terhadap berbagai masalah atau situasi yang dihadapinya.
Aspek fungsi
Fungsi adalah cara yang digunakan organisme untuk membuat kemajuan intelektual. Perkembangan intelektual didasarkan pada dua fungsi yaitu organisasi dan adaptasi.
7. Jerome S Bruner
Bruner menyatakan bahwa inti belajar adalah bagaimana orang memilih, mempertahankan, dan mentransformasikan informasi secara aktif. Menurut Bruner selama kegiatan belajar berlangsung hendakanya siswa dibiarkan untuk menemukan sendiri (discovery learning) makna segala sesuatu yang dipelajari. Dalam hal ini siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk berperan dalam memecahkan masalah. Dengan cara tersebut diharapkan mereka mampu memahami konsep-konsep dalam bahasa mereka sendiri.
8. Robert M Gagne
Gagne mengemukakan ada lima kemampuan hasil belajar yaitu tiga bersifat kognitif, satu bersifat afektif, dan satu bersifat psikomotorik. Kemampuan itu adalah
Kemampuan /keterampilan intelektual
Mampu menggunakan hal yang kompleks dalam suatu situasi baru dimana diberikan sedikit bimbingan dalam memilih dan menerapkan aturan-aturan dan konsep-konsep yang telah dipelajarinya sebelumnya.
Kemampuan yang berhubungan dengan sikap atau mungkin sekumpulan sikap yang dapat ditunjukkan oleh perilaku yang mencerminkan pilihan tindakan terhadap kegiatan-kegiatan IPA
Kemampuan informasi verbal
Keterampilan motorik
Bertolak dari model belajarnya, Gagne mengemukakan delapan fase dalam satu tindakan belajar (learning act). Fase-fase itumerupakan kejadian-kejadian eksternal yang dapat distruktur oleh siswa (yang belajar) atau guru. Fase-fase tersebut adalah:
Fase motivasi
Dimotivasi untuk belajar bahwa belajar akan memperoleh hadiah
Fase pengenalan
Memberikan perhatian pada bagian yang esensial dari suatu kejadian instruksional
Fase perolehan
Jika sudah mendapatkan informasi yang relevan, maka telah siap untukmenerima pelajaran
Fase retensi
Informasi harus dipindahkan dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang.
Fase pemanggilan
Memperoleh hubungan antara informasi yang telah kita pelajari dengan informasi yang telah dipelajari sebelumnya
Fase generalisasi
Proses transfer informasi pada situasi-situasi baru.
Fase penampilan
Siswa harus memperlihatkan bahwa mereka telah belajar sesuatu melalui penampilan yang tampak
Fase umpan balik
Siswa memperoleh umpan balik dari penampilan mereka
9. David Ausubel
Ia mengemukakan teori belajar yaitu teori belajar bermakna. Belajar dapat diklasifikasikan dalam dua dimensi, yaitu:
Dimensi yang berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran disajikan kepada siswa melalui penerimaan atau penemuan
Dimensi yang menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengabaikan informasi pada struktur kognitif yang ada. Struktur kognitif adalah fakta, konsep, dan generalisasinya yang telah dipelajari dan diingat siswa.
Dalam implementasinya, teori ini terdiri dari dua fase, aitu mula-mula ia menyangkut pemberian “the organizer” atau materi pendahuluan diberikan sebelum kegiatan berlangsung dan dalam tingkat abstraksi. Fase berikutnya dimana organisasinya lebih spesifik dan terarah.
10. Teori Psikologi Gestalt
Teori ini disebut juga field theory atau insight full lerning. Menurutnya manusia bukan hanya sekadar makhluk reaksi yang hanya berbuat atau bereaksi jika ada rangsang yang mempengaruhinya. Manusia adalah individu yang mempunyai kebulatan antara jasmani dan rohani. Secara pribadi manusia tidak secara langsung bereaksi kepada rangsang, dan tidak pula reaksi itu dilakukan secara tidak terarah, tidak pula dilakukan dengan cara trial and error.
Reaksi yang dilakukan manusia tergantung pada rangsang dan bagaimana motif-motif yang terdapat pada dirinya. Manusia adalah makhluk yang memiliki kebebasan.
















TAHAP-TAHAP PROSES ADAPTASI

A. Adaptif
Setiap manusia tentu menginginkan agar hidupnya eksis. Untuk dapat hidup eksis ia harus senantiasa beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan lingkungan. Dengan penyesuaian diri ia akan mengalami perubahan-perubahan kearah yang lebih maju (modern). Sebagai makhluk hidup, manusia memiliki daya upaya untuk dapat menyesuaikan diri, baik secara aktif maupun pasif. Seseorang aktif melakukan penyesuaian diri bila terganggu keseimbangannya, yaitu antara kebutuhan dan pemenuhan. Untuk itu ia akan merespon dari tidak seimbang menjadi seimbang. Bentuk ketidakseimbangan yang dapat muncul yaitu: bimbang/ragu, gelisah, cemas, kecewa, frustasi, pertentangan (conflict), dsb. Penyesuaian diri seseorang dengan lingkungannya dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: jenis kelamin, umur, motivasi, pengalam, serta kemampuan dalam mengatasi masalah. Dua bentuk ketidakseimbangan yang perlu mendapat perhatian yaitu Frustasi dan konflik.

a. Frustasi
Ada beberapa faktor penyebab frustasi. Pada umumnya frustasi dapat disebabkan karena: (1) Tertundanya pencapaian tujuan seseorang untuk sementara, atau untuk waktu yang tidak menentu. (2) Sesuatu yang menghambat apa yang sedang dilakukan. Faktor penghambat dapat dibedakan menjadi 2 yaitu faktor interen dan faktor eksteren. Faktor interen yaitu semua faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, yang dapat berpengaruh positif atau negatif. Contoh faktor interen yaitu keadaan jasmani dan rohani. Sedangkan faktor eksteren yaitu semua faktor yang berasal dari luar dirinya, yang dapat berpengaruh positif atau negatif. Faktor eksteren terbagi lagi menjadi tiga yaitu dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

b. Konflik
Konflik (pertentangan) dapat muncul apabila terjadi ketidakseimbangan dalam diri individu. Salah satu contoh: ‘Seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan yang harus dipilih satu, atau beberapa diantaranya’. Seseorang yang mengalami konflik dan tidak segera diatasi, dapat menimbulkan gangguan perilaku. Beberapa contoh lain untuk situasi konflik adalah sebagai berikut.
1. Approach-approach : Berhadapan dengan 2 pilihan yang menarik.
2. Avoidance-avoidance : Berhadapan dengan 2 pilihan yang tidak diinginkan.
3. Approach-avoidance : Satu pilihan menyenangkan dan satu pilihan tidak me-
nyenangkan.
4. Double approach avoidance conflict : banyak konflik, dan sebagainya
Dalam menghadapi frustasi dan/atau konflik, seseorang hendaknya memiliki kemampuan (kecakapan) untuk menganalisis setiap stimulus. Dengan kecakapan yang dimiliki ia akan dapat menyelesaikan masalahnya. Analisis dapat dilakukan secara bertahap, mulai dari yang sangat sederhana (ringan) menuju yang kompleks (berat). Dengan demikian secara bertahap pula akan ditemukan keseimbangan. Hal ini dapat dilakukan dengan penuh kesabaran. Frustasi dan/atau konflik dapat diseimbangkan dengan berbagai cara. Trial and error (mencoba dan salah) merupakan salah satu cara yang dapat membentuk ‘kebiasaan’ dan ‘mekanisme’. Ada bermacam-macam mekanisme penyesuaian yang dapat dijadikan rambu-rambu sebagai berikut.
1. Agresi: yaitu menyerang obyek frustasi untuk mendapatkan kepuasan.
2. Menarik diri: yaitu menarik atau undur diri dari permasalahan.
3. Mimpi siang hari: yaitu untuk mencapai kepuasan dengan berkhayal.
4. Regresi: merupakan reaksi terhadap frustasi dan nampak pada anak-anak.
5. Rasionalisasi: yaitu pembebasan atas suatu perilaku, bisa disebabkan oleh alasan yang sebenarnya dari perilaku itu tidak diterima oleh masyarakat. Bentuk rasionalisasi: Sougrapes, sweet lemon, kambing hitam.
6. Represi: situasi yang menimbulkan rasa bersalah ketakutan dsb. Lebih baik dilupakan
7. Identifikasi: mendapatkan rasa harga diri dengan menempatkan diri pada tokoh yang dikagumi. Identifikasi dapat terjadi pada kelompok/lembaga yang bisa menjadi kebanggaannya, dapat juga di sekolah-sekolah.
8. Konpensasi: konpensasi dapat bersifat positif atau negatif.
9. Reaksi konversi: karena terjadi konversi ketegangan emosi kesan dari psikologis. Seseorang yang tidak bisa mengatasi konfliknya mencoba mengatasi dengan sakit kepala, sakit perut, dll.

B. Maladaptif

Beberapa petunjuk yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya maladaptif: (a) Sensitif terhadap kritik: Individu tidak bias merespon secara positif terhadap koreksi, juga tidak dapat mengkritisi diri sendiri. (b) Tidak mampu kompetisi: Individu hanya mau berkompetisi dengan kawan yang jelas dapat dikalahkan.


adaptasi  bayi baru lahir

a.      Adaptasi Sistem Pernapasan

            Perubahan system ini diawali dari perkembangan organ paru itu sendiri dengan perkembangan struktur bronkus, bronkiolus, serta alveolus yang terbentuk dalam proses kehamilan sehingga dapat menentukan proses pematangan dalam system pernapasan. Bayi baru lahir lazimnya bernapas melalui hidung,respon refleks terhadap obstruksi nasal,membuka mulut mempertahankan jalan napas .Proses perubahan bayi baru lahir adalah dalam hal bernapas yang dapat dipengaruhi oleh keadaan hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik yang merangsang pusat pernapasan medulla oblongata di otak. Selain itu juga terjadi tekanan rongga dada karena kompresi paru selama persalinan, sehingga merangsang masuknya udara ke dalam paru. Kemudian timbulnya pernapasan dapat terjadi akibat interaksi system pernapasan itu sendiri dengan system kariovaskuler. Frekuensi pernapasan bayi baru lahir berkisar antara 30-60 kali per menit (Barbara,2001)

b.      Adaptasi Sistem peredaran darah
             Saat paru-paru mengembang akan menarik darah dari arteri pulmonalis sehingga duktus arteriosus botali tertutup. Pada saat darah mengalir ke paru-paru,O2 dalam darah akan dihisap masuk ke alveoli sedangkan CO2 akan dikeluarkan melalui jalan pernapasan . Pada saat tali pusat diikat dan di potong,hubungan peredaran darah ibu dan bayi terputus (Syaifuddin,2009)
            Pada system peredaran darah  terjadi perubahan fisiologi pada bayi baru lahir yaitu setelah bayi itu lahir akan terjadi proses pengantaran oksigen keseluruh jaringan tubuh, maka terdapat perubahan yaitu penutupan foramen ovale pada atrium jantung dan penutupan duktusarteriosus antara arteri paru dan aorta (Syaifuddin,2009)

c.       Adaptasi sistem pengaturan suhu tubuh
            Ketika bayi lahir dan langsung berhubungan dunia luar (lingkungan) yang lebih dingin, maka dapat menyebabkan air ketuban menguap melalau kulit yang dapat mendinginkan darah bayi. Suplai lemak subkutan yang terbatas dan area permukaan kulit yang besar dibandingkan dengan berat badan menyebabkan bayi mudah menghantarkan panas pada lingkungan. Adanya timbunan lemak tersebut menyebabkan panas tubuh meningkat, sehingga berlangsungnya proses adaptasi
( Aziz alimul,2008) 
Dalam pembakaran lemak, agar menjadi panas, bayi menggunakan kadar glukosa. Selanjutnya candangan lemak tersebut akan habis dengan adanya stres dingin dan bila bayi kedinginan akan mengalami proses hipoglikemia, hipoksia, dan asidosis (Barbara,2001)
Terdapat empat mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh dari bayi baru lahir ke lingkungannnya :
a)      Konduksi
Pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain melalui kontak langsung. Contoh: menimbang bayi tanpa alas timbangan,menggunakan stetoskop dingin untuk pemeriksaan bayi baru lahir.
b)      Konveksi
Jumlah panas yang hilang tergantung kepada kecepatan dan suhu udara. Contoh : membiarkan bayi baru lahir di ruang yang terpasang kipas angin.
c)      Radiasi
Pemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai suhu berbeda.
Contoh : bayi baru lahir dibiarkan telanjang atau dibiarkan tidur di ruangan yang menggunakan AC tanpa diberikan penghangat ruangan.
d)     Evaporasi
Perpindahan panas dengan cara merubah cairan menjadi uap. Evaporasi dipengaruhi oleh jumlah panas yang dipakai,tingkat kelembaban udara,aliran udara yang dilewati.
Untuk mencegah kehilangan panas pada bayi baru lahir,antara lain : mengeringkan bayi,menyelimuti bayi dengan selimut,menutup kepala bayi dan menganjurkan memeluk bayi saaat menyusui (Muslihatun Wafi Nur , 2008)

d.      Adaptasi Metabolisme glukosa
Setelah tali pusat diikat atau diklem, maka kadar glukosa akan dipertahankan oleh si bayi itu serta mengalami penurunan waktu yang cepat 1-2 jam. Guna mengalami atau memperbaiki kondisi tersebut, maka dilakukan dengan menggunakan air susu ibu ( ASI ) , penggunaan candangan glikogen ( glikogenesis ), dan pembuatan glukosa dari sumber lain khususnya lemak   ( glukoneonesis ). Sseorang bayi yang sehat akan menyimpan glukosa sebagai glikogen dalam hati. (Aziz Alimul,2008)

e.       Adaptasi Sistem Gastroitestinal
Proses mengisap dan menelan sebelum lahir sudah dimulai. Repleks gumoh dan batuk sudah terbentuk ketika bayi lahir. Kemampuan menelan dan mencerna makanan masih terbatas, mengingat hubungan esophagus bahwa dan lambung masih belum sempurna yang dapat menyebabkan gumoh dapat kapasitasnya sangat terbatas kurang lebih 30 cc. (Aziz Alimul,2008)
Enzim-enzim digestif aktif pada waktu lahir dan dapat menyokong kehidupan ekstrauterin pada kehamilan 36-38 minggu. Pengeluaran mekonium diekskresikan dalam waktu 24 jam pada 90% bayi baru lahir yang normal (Barbara,2001)
f.       Adaptasi Sistem Kekebalan tubuh
Perkembangan system imunitas pada bayi juga mengalami proses penyusaian dengan dengan perlindungan oleh kulit membrane mukosa, fungsi saluran nafas, dan pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus, serta perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung. Perkembangan kekebalan alami pada tingkat sel oleh sel darah akan membuat terjadinya system kekebalan melalui pemberian kolostrum dan lambat akan terjadi kekebalan sejalan dengan perkembangan usia ( Jane Ball,1999 )
Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organism penyerang di pintu masuk (mulut,hidung) . Fagositosis lambat,keasaman lambung dan produksi pepsin dan trpsin belum berkembang sempurna sampai usia 3-4 minggu . Immunoglobulin A (Ig A) hilang dari saluran pernapasan dan perkemihan. (Barbara,2001)
g.      Adaptasi ginjal
Sebagian besar bayi baru lahir berkemih 24 jam pertama setelah lahir dan 2-6 kali sehari pada 1-2 hari pertama lahir,setelah itu berkemih 5-20 kali dalam 24 jam. Urine dapat keruh karena lendir dan garam asam urat,noda kemerahan (debu batu bata) dapat diamati pada popok karena Kristal asam urat (Barbara,2001)
h.      Adaptasi Hati
Selama kehidupan janin dan sampai tingkat tertentu setelah lahir,hati terus membantu pembentukan darah. Selama periode neonates,hati memproduksi zat yang esensial untuk pembekuan darah. Penyimpanan zat besi ibu cukup memadai bagi bayi sampai lima bulan kehidupan ekstrauterin,pada saat bayi baru lahir menjadi rentan terhadap defisiensi zat besi. (Barbara,2001
















Minggu, 15 Maret 2015

SENAM IBU HAMIL



SENAM IBU HAMIL
A.Definisi Senam Hamil
            Senam hamil ialah suatu bentuk latihan guna memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, ligament-ligament, otot dasar panggul yang berhubungan dengan proses persalinan (FK Unpad, 1998).
B.Tujuan Senam Hamil
            Mochtar (1998) membagi tujuan dari senam hamil menjadi tujuan secara umum dan khusus, tujuan tersebut dijabarkan sebagai berikut:
1.   Tujuan Umum:
·         Melalui latihan senam hamil yang teratur dapat dijaga kondisi otot-otot dan persendian yang berperan dalam proses mekanisme persalinan.
·         Mempertinggi kesehatan fisik dan psikis serta kepercayaan pada diri sendiri dan penolong dalam menghadapi persalinan.
·         Membimbing wanita menuju suatu persalinan yang fisiologis.
2.   Tujuan Khusus:
·         Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, otot-otot dasar panggul, ligamen dan jaringan serta fasia yang berperan dalam mekanisme persalinan. Melonggarkan persendian—persendian yang berhubungan dengan proses persalinan.
·         Membentuk sikap tubuh yang prima, sehingga dapat membantu mengatasi keluhan-keluhan, letak janin dan mengurangi sesak nafas.
·         Menguasai teknik-teknik pernafasan dalam persalinan.
·         Dapat mengatur diri kepada ketenangan.









C.Tahapan dan Manfaat Senam Hamil
            Eisenberg (1996), membagi senam hamil menjadi 4 tahap dimana setiap tahapnya mempunyai manfaat bagi ibu hamil. Tahap dan manfaat dari senam hamil tersebut, yaitu:
1.   Senam Aerobik
Merupakan aktivitas senam berirama, berulang dan cukup melelahkan, dan gerakan yang disarankan untuk ibu hamil adalah jalan-jalan.

Manfaat:
a.Meningkatkan kebutuhan oksigen dalam otot
bMerangsang paru-paru dan jantung juga kegiatan otot dan sendi
c.Secara umum menghasilkan perubahan pada keseluruhan tubuh terutama kemampuan d.untuk memproses dan menggunakan oksigen.
e.Meningkatkan peredaran darah.
f.Meningkatkan kebugaran dun kekuatan otot.
g.Meredakan sakit punggung dan sembelit
h.Memperlancar persalinan.
i.Membakar kalori (membuat ibu dapat lebih banyak makan makanan sehat).
j.Mengurangi keletihan.
k.Menjanjikan bentuk tubuh yang baik setelah melahirkan.

2.  Kalistenik
Latihan berupa gerakan-gerakan senam ringan berirama yang dapat membugarkan dan mengembangkan otot-otot serta dapat memperbaiki bentuk postur tubuh.
Manfaat:
a.Meredakan sakit punggung.
b.Meningkatkan kesiapan fisik dan mental terutama mempersiapkan tubuh dalam c.menghadapi masa persalinan.

3.  Relaksasi
Merupakan latihan pernafasan dan pemusatan perhatian.Latihan ini bisa dikombinasikan dengan latihan kalistenik.
Manfaat:
a.Menenangkan pikiran dan tubuh.
b.Membantu ibu menyimpan energi untuk ibu siap menghadapi persalinan.
4.   Kebugaran Panggul (biasa disebut latihan kegel)
Manfaat:
a.Menguatkan otot-otot vagina dan sekitarnya (perineal) sebagai persiapan untuk persalinan.
b.Mempersiapkan diri baik fisik maupun mental.

D.Syarat Mengikuti Senam Hamil
            Menurut Mochtar(1998),ada beberapa syarat yang harus diperhatikan oleh ibu hamil sebelum mengikuti senam hamil antara lain :
·         Telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh dokter atau bidan.
·         Latihan dilakukan setelah kehamilan mencapai 22 minggu.
·         Latihan dilakukan secara teratur dan disiplin, dalam batas kemampuan fisik ibu.
·         Sebaiknya latihan dilakukan di rumah sakit atau klinik bersalin dibawah pimpinan instruktur senam hamil.

E.Waktu Pelaksanaan Senam Hamil
            Senam hamil dianjurkan dilakukan ketika janin dalam kandungan telah berusia lebih dari 3 bulan, karena sebelum usia kandungan menginjak 3 bulan perlekatan janin di dalam uterus belum terlalu kuat. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari resiko abortus (Kushartanti dkk, 2004).

F.Tanda dan Gejala Senam Hamil Harus Dihentikan
            Menurut Hening (1992), ada beberapa tanda dan gejala senam hamil harus dihentikan, antara lain:

·         Timbul rasa nyeri, terutama nyeri dada, nyeri kepala dan nyeri pada persendian.

·         Kontraksi rahim yang lebih sering (interval <20 menit).

·         Perdarahan pervaginam, keluarnya cairan ketuban.

·         Nafas pendek yang berlebihan.

·         Denyut jantung yang meningkat (> 140 x/menit).

·         Mual dan muntah yang menetap.
Kesulitan jalan.

·         Pembengkakan yang menyeluruh.

·         Aktifitas janin yang berkurang.

G.Kontra Indikasi Senam Hamil
            Ada beberapa kontra indikasi senam hamil yang harus diperhatikan, antara lain:
1.   Kontra Indikasi Absolute atau Mutlak
Bila seorang wanita hamil mempunyai penyakit jantung, penyakit paru, serviks inkompeten, kehamilan kembar, riwayat perdarahan, pervaginam pada trimester II dan III, kelainan letak plasenta, seperti plasenta previa, preeklamsi maupun hipertensi.
2.  Kontra Indikasi Relative
Bila seorang ibu hamil menderita anemia berat, irama jantung tidak teratur, paru bronchitis kronis, riwayat DM, obesitas, terlalu kurus, penyakit dengan riwayat operasi tulang ortopedi, dan perokok berat.
3.   Segera menghentikan senam hamil
Bila terjadi gejala perdarahan pervaginam, sesak saat senam, sakit kepala, nyeri dada, nyeri otot, gejala kelahiran premature, penurunan gerakan bayi intra uterin (Adi Wiyono, 2004).

H.Tempat dan Latihan Senam Hamil
            Dalam melakukan senam hamil menurut Hening (1992) memerlukan tempat untuk melakukan latihan tersebut, adapun syarat dari tempat senam hamil tersebut adalah:
~Ruangan cukup luas, udara segar, terang dan bersih.
~Lantai ditutup karpet supaya aman, tidak lembab dan cukup hangat.
~Dinding ruangan dalam dilapis cermin secukupnya agar membantu ibu untuk konsentrasi dan memberi kesempatan untuk mengkoreksi gerakannya sendini.
~Alat dan perkakas di dalam ruangan dipilih yang berwarna muda untuk memberi suasana tenang.
~Ada iningan/alunan musik lembut untuk mengurangi ketegangan emosi.

I.Susunan Latihan Senam Hamil
            Sejak tahun 1972 latihan senam hamil yang disusun secara metodis ini telah diberikan di rumah sakit sebagai bagian dari Prenatal Care. Latihan yang diberikan secara teratur, terpimpin dan disesuaikan dengan umur kehamilan penderita ini disusun sebagai berikut:
Teori, yang berupa penerangan dan diskusi mengenai persoalan-persoalan yang berhubungan dengan proses kehamilan, proses persalinan dan kesehatan wanita hamil, sesuai dengan umur kehamilan saat itu. Latihan dalam bidang teori ini diberikan selama 15 menit sebelum melakukan senam, pengetahuan tersebut di atas menanamkan kepercayaan kepada diri sendiri dan menanamkan pengertian mengenai proses alami tersebut, sehiugga wanita tersebut dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi persalinannya kelak.
Praktika, di mana wanita hamil berlatih melaksanakan bentuk-bentuk latihan senam hamil disertai penjelasan-penjelasan yang perlu.Penjelasan tersebut merupakan tujuan bentuk latihan yang bersangkutan serta untuk membantu wanita hamil agar mampu merasakan otot-otot yang terlibat dalam suatu bentuk latihan (Primadi, 1998).

J.Gerakan Dasar Senam Hamil
            Rumah Sakit Ibu Anak (RSIA) Hermina Group memberikan beberapa gerakan dasar senam hamil, yang dapat dilakukan ibuu di rumah, yaitu:
a.Duduk bersila dan tegak, kedua lengan mengarah ke depan dan rileks. Dilakukan sebanyak mungkin setiap hari.
b.Sikap merangkak, jarak antara kedua tangan sama dengan kedua bahu. Keempat anggota tubuh tegak lurus pada lantai dan badan sejajar dengan lantai. Kemudian lakukan gerakan sebagai berikut:
c.Tundukkan kepala, lihat perut bagian bawah dan pinggang diangkat sambil mengempiskan perut dan mengerutkan lubang dubur.Kemudian turunkan pinggang dengan mengangkat kepala sambil melemaskan otot-otot dinding perut dan otot dasar panggung.Lakukan gerakan ini sebanyak 8 kali.
d.Sikap merangkak, letakkan kepala diantara kedua tangan lalu menoleh ke samping kiri/kanan, kemudian turunkan badan sehingga dada menyentuh kasur dengan menggeser siku sejauh mungkin ke samping.Bertahanlah pada posisi tersebut selama 1 menit, kemudian ditingkatkan menjadi 5 hingga 10 menit sesuai dengan kekuatan ibu hamil.
e.Berbaring miring ke kiri, lebih baik ke arah punggung bayi. Lutut kanan diletakkan di depan lutut kin, lebih baik diganjal bantal. Lengan kanan ditekuk di depan dan lengan kiri di belakang badan.
f.Berbaring miring, kedua lengan dan kedua lutut ditekuk, di bawah kepala diberi bantal dan di bawah perut pun sebaiknya diberi bantal agar perut tidak menggantung.Tutup mata, tenang, dan atur pernafasan dengan teratur dan berirama.
g.Berbaring terlentang, kedua lutut dipegang kedua tangan dan usahakan rileks. Kemudian lakukan kegiatan-kegiatan seperti berikut: Buka mulut secukupnya, kemudian mulut ditutup. Lalu mengejan seperti gerakan membuang air besar. Gerakannya ke bawah badan dan ke depan. Setelah tidak dapat menahan karena lelah, kembali ke posisi awal.Ulangi latihan ini sebanyak 3-4 kali, dengan interval dua menit (RSIA Hermina, 2004).

K.Susunan Lengkap Program Senam Hamil
            Seperti program olahraga pada umumnya, dan senam pada khususnya, maka pada pelaksanaan senam hamil ini harus terkandung unsur pemanasan dan pendinginan.
Untuk lebih jelasnya program latihan senam hamil menurut Kushartanti (2004) adalah seperti berikut mi:
A.Pemanasan dan pendinginan.
            Gerakan pada pemanasan ini dimaksudkan untuk mengantarkan semua otot dan jantung-paru dalam melayani gerakan senam selanjutnya.
1.Ambil nafas
Dengan jalan ditempat ambil nafas dari hidung dan keluarkan lewat mulut.Saat ambil nafas, tangan diangkat ke atas.
2.Regang leher
Dengan tetap jalan ditempat, pegang perut dengan kedua tangan, tunduk tegakkan kepala, patahkan ke kanan dan ke kiri serta tengok kanan kiri.
2.Putar bahu kebelakang
Dengan posisi kangkang, dan lutut sedikit ditekuk, bahu diputar ke belakang bergantian kanan kiri, untuk selanjutnya bersama-sama keduanya.
3.Regang otot samping
Dengan panggul ke kanan dan ke kiri, regang otot samping sambil menarik satu tangan bergantian.Pada saat peregangan dipertahankan beberapa detik.
4.Regang lengan, punggung dan pinggang
Dengan posisi membungkuk kita lempar-tarik lengan ke depan dan selanjutnya ke bawah untuk meregang pinggang.
5.Regang kencang panggul
Dengan satu kaki jinjit miring bergantian, rasakan peregangan panggul dan tarik dubur maupun perut bagian bawah ke dalam.
6.Ayun tungkai ke depan
Ayunkan tungkai ke depan disertai ayunan lengan.

B.Latihan Kebugaran
            Latihan ini bertujuan untuk memperbaiki kerja jantung, pembuluh darah dan paru dalam mengedarkan makanan dan oksigen ke seluruh tubuh.
Prinsip gerakan dalam latihan ini adalah menggerakkan seluruh otot, terutama otot besar yang ada di kaki, punggung dan lengan, sehingga jantung terpacu berdenyut lebih cepat dan keras, frekuensi pernafasan meningkat dan tubuh mengeluarkan keringat
Gerakan pada fase ini antara lain:
1.Langkah depan, lengan depan atas
Dengan posisi berdiri tungkai kanan melangkah maju satu kali diikuti tungkai kiri merapat. Bersamaan dengan itu dorong kedua lengan lurus ke depan setinggi bahu, selanjutnya lakukan langkah mundur satu kali bersamaan dengan gerakan kedua lengan atas.
2.Langkah depan, lengan bawah samping
Gerakan tungkai seperti latihan pertama, hanya kedua tangan diayun ke bawah pada saat langkah mundur kedua tangan dibuka ke samping.
3.Langkah samping, ayun lengan depan
Gerakan tungkai melangkah ke kanan satu kali, dengan tungkai kiri merapat, bersamaan dengan itu kedua lengan diangkat lurus ke depan setinggi bahu dan diturunkan kembali, dilanjutkan gerakan dengan arah sebaliknya.
4.Langkah samping , ayun lengan samping
Langkah sama dengan langkah tiga, namun kedua lengan diayunkan ke samping kemudian diturunkan.
5.Langkah ke belakang, lengan depan atas
Gerakan sama dengan latihan pertama, hanya variasi langkah tungkai ke belakang.
6.Langkah belakang, lengan bawah samping
Gerakan sama dengan latihan dua, hanya variasi langkah ke belakang.
7.Langkah samping, tangan atas
Langkahkan kaki ke kanan, dan ikuti dengan kaki kiri.Langkah ke kiri kembali ke posisi semula.Sambil melangkah, naikkan kedua lengan ke atas dan ke bawah.
8.Langkah samping, tangan bawah
Langkahkan kaki seperti patda latihan tujuh, namun lengan bawah diayun kebelakang-depan dengan posisi lengan atas ke belakang.
9.Langkah depan tegak anjur
Langkahkan tungkai kanan ke depan, dan ikuti dengan langkah tungkai kiri posisi membuka (tegak-anjur). Ulangi langkah maju sekali lagi, dan teruskan dengan langkah mundur ke posisi semula.Lakukan gerakan lengan seperti memompa, baik pada saat maju maupun mundur.Teruskan dengan mengangkat kaki ke atas bergantian kanan dan kiri.
10.Langkah samping, putar lengan
Lakukan gerakan dua langkah ke kanan dan ke kiri dengan satu lengan diputar bergantian.Kombinasikan dengan gerakan memutar kedua lengan dan membuka lengan pada posisi tekuk siku.Variasikan pula dengan gerakan kaki jinjit.

C.Latihan Penguatan dan Peregangan
            Dalam latihan ini semua otot terutama yang berperan dalam persalinan dikuatkan dan diregang. Otot lain yang berperan dalam perbaikan postur tubuh ibu hamil juga dilatih dalam latihan ini. Otot perut dan otot dasar panggul menjadi sasaran utama, ditambah dengan otot leher, lengan, atau tubuh bagian atas, punggung, dan kaki atau tubuh bagian bawah.Latihan ini dilakukan pada posisi berdiri, duduk, merangkak, ataupun tidur. Gerakannya antara lain:
1.Penguatan otot leher
Satu tangan menyangga kepala, yang lain berkacak pinggang. Dorongkan kepala ke tangan dan dorongkan tangan ke kepala. Lakukan bergantian dengan sisi yang lain.
2.Penguatan otot bahu      
Tekuk satu tangan di atas bahu, dengan tangan lain lurus ke samping, lakukan gerakan ngeper baik pada tangan maupun kaki. Lakukan bergantian antara tangan kanan dan kiri.
3.Penguatan otot lengan depan
Tekuk kedua lengan di depan badan bersama-sama, sambil angkat dan
4.Tekuk kaki bergantian ke atas.

D.Penguatan Otot
            Kaitkan kedua lengan lurus dibelakang badan, gerakkan naik turun dengan posisi kaki berdiri tegak.
1.Penguatan otot perut
Dengan posisi kaki kangkang dan lutut sedikit ditekuk, gerakkan satu tangan lurus dan atas sampai ke depan badan bersamaan dengan mengkontraksikan otot peru maupun otot dasar panggul.
2.Penguatan otot kaki
Ambil posisi duduk dengan kedua tangan menyangga di belakang badan, luruskan kaki ke depan ke belakang bergantian dan teruskan dengan kedua kaki bersama-sama. Variasikan gerakan ini dengan gerakan kaki ke samping maupun memutar.
3.Penguatan otot samping panggul
Dengan posisi duduk seperti latihan enam, tarik satu tungkai menyilang tungkai yang lain, tarik kembali sehingga lurus dan ulangi gerakan ini beberapa kali, bergantian kanan dan kiri.
4.Penguatan otot dasar panggul
Dengan posisi duduk bersila, tekan lutut dengan kedua tangan, bungkukkan badan.
5.Penguatan otot bahu
Dengan posisi duduk bersilang letakkan kedua tangan di atas bahu. Putar siku ke depan alas, belakang dan bawah berulang kali.
6.Penguatan otot lengan
Dengan posisi merangkak, julurkan satu lengan ke depan setinggi bahu. Lakukan gerakan ini bergantian kanan dan kiri.
7.Penguatan otot punggung
Dengan posisi merangkak naik turunkan punggug secara perlahan dan berulang kali.
8.Penguatan otot panggul
Dengan posisi merangkak, goyangkan panggul ke kanan dan ke kiri dengan gerakan ngeper.Ulangi gerakan ini beberapa kali.
9.Penguatan otot lengan
Dengan posisi merangkak ayunkan badan ke depan dan ke belakang, kemudian tahan pada posisi panggul di atas tumit beberapa saat. Ulangi gerakan ini beberapa kali.
10.Penguatan otot belikat
Dengan posisi tidur telentang kaitkan kedua tangan di belakang kepala.
Tekan kedua lengan ke lantai tahan beberapa detik, kemudian kendorkan.
Ulangi gerakan ini beberapa kali.
11.Penguatan otot tubuh bagian atas
Dengan posisi tidur telentang dan kedua lutut ditekuk angkat panggul sampai badan lurus membentuk segitiga antara kedua tungkai bawah dengan lantai.
12.Penguatan otot perut bagian atas
Dengan posisi tidur telentang tarik kedua kaki mendekati perut angkat kepala dan tahan beberapa saat untuk kemudian dikendorkan kembali.Pada saat mengangkat kepala nafas harus ditahan.
13.Penguatan otot panggul dan perut bagian bawah
Dengan posisi tidur telentang tekuk kedua lutut dan kemudian gerakkan kedua lutut bersama-sama ke arah lantai, kembali ke posisi semula dan gerakkan kedua lutut kearah yang lain. Ulangi gerakan ini beberapa kali.

E.Latihan Relaksasi
                Sasaran utama dari latihan ini adalah relaksasi seluruh tubuh terutama otot dasar panggul.Relaksasi ini sangat bermanfaat untuk menghadapi kontraksi rahim kala I maupun kala II. Di samping itu relaksasi juga dapat mengurangi stress ibu saat kehamilan berlangsung. Relaksasi ini dapat dilakukan setiap saat. Gerakan relaksasi ini antara lain:
1.Relaksasi otot muka
Kerutkan otot muka, tahan 1 sampai 2 detik, kemudian lepaskan sehingga betul-betul terasa relaksasi.Ulangi latihan ini beberapa kali.Posisi tidur terlentang, lutut ditekuk.
2.Relaksasi lengan-tangan
Dengan posisi tidur terlentang angkat lengan bawah 900 dari lantai.Genggam tangan dan kerutkan lengan kuat-kuat pertahankan 1-2 detik, dan lepaskan kembali.Ulangi beberapa kali.
3.Relaksasi otot perut dan dasar panggul
Dengan posisi terlentang atau miring, kerutkan otot perut, tahan 1-2 detik, lalu lepaskan. Ulangi beberapa kali, tarik juga dan perut bawah ke dalam
3.Relaksasi kaki dan tungkai
Dengan posisi tidur terlentang atau miring luruskan ujung kaki menghadap ke bawah tahan beberapa detik kemudian lepaskan.
4.Relaksasi seluruh tubuh
Dengan posisi tidur terlentang atau miring, kontraksikan seluruh otot dan ambil nafas teratur, relaks.Bayangkan sesuatu yang menyenangkan dan nikmatilah relaksnya tubuh.

F.Latihan Pernafasan
Latihan ini pada dasarnya melatih teknik pernafasan perut (diafragma) dan pernafasan dada.Sesuai dengan kebutuhannya untuk mengatasi nyeri selama persalinan, maka kedua teknik pernafasan di atas dapat digabung maupun dimodifikasi. Gerakannya antara lain:
1.         Pernafasan perut
~Dengan sikap berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk, kedua lengan di samping badan, dan relaks, letakkan tangan kiri di atas perut.
~Tarik nafas dalam melalui hidung, sampai perut menggelembung dan tangan kiri terangkat.
~Tahan sampai beberapa detik dan hembuskan nafas lewat mulut.
~Ulangi dengan frekuensi 8 kali per menit.
~Teknik pernafasan ini digunakan untuk mempercepat relaksasi, mengatasi stress dan mengatasi nyeri his palsu maupun his permulaan kala I.
2.         Pernafasan dada dalam
~Badan terlentang dengan posoisi relaks kedua lengan disamping badan, letakkan tangan di atas dada.
~Tarik nafas dalam melalui hidung dengan mengembangkan dada sehingga tangan kanan terangkat.
~Tahan satu sampai dua detik, dan hembuskan nafas lewat celah bibir sehingga tangan kanan turun mengikuti surutnya badan.
~Frekuensi yang dianjurkan 8 kali per menit.
~Teknik pernafasan ini menggantikan pernafasan perut apabila nyeri his kala I sudah cukup.
3.         Pernafasan dada cepat
~Dengan sikap berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk, kedua lengan di samping badan dan relaks tarik nafas cepat melalui hidung dan hembuskan cepat melalui mulut, mulailah dengan frekuensi 30 kali per menit yang makin lama makin dipercepat hingga 60 kali per menit, perlambat lagi sedikit demi sedikit hingga kembali menjadi 30 kali per menit.
4.         Pernafasan kombinasi perut dan dada
~Dengan sikap berbaring terlentang kedua lutut ditekuk, kedua lengan di samping dada dan relaks, katubkan kedua tangan pada batas antara dada dan perut.
~Lakukan pernafasan perut selama 30 detik.
~Teknik pernafasan ini digunakan untuk mengatasi nyeri his pertengahan kala I.
5.         Pernafasan kombinasi perut, dada dalam, dan dada cepat
~Dengan sikap berbaring terlentang kedua lutut ditekuk, kedua lengan di samping dada dan relaks.
~Lakukan pernafasan perut selama 15 detik, lanjutkan dengan pernafasan dada dalam 15 detik, kemudian pernafasan dada cepat yang makin lama makin dipercepat untuk kemudian diperlambat dan dilanjutkan pernafasan dada dalam dan diakhiri pernafasan perut.
~Teknik pernafasan ini digunakan untuk mengatasi rasa nyeri his pertengahan dan akhir kala I dan juga mengatasi keinginan mengejan yang belum boleh dilakukan (Kushartanti, 2004)















BERIKUT ADALAH CONTOH GERAKAN  SENAM IBU HAMIL


http://www.infohamilonline.com/wp-content/uploads/2010/08/senam-hamil11.jpg



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxntbyuQJvVKzaLZUON2bVbTh3w9cpoaU_tjXbKhMF-HPGSrFfnh3nAyCJKaYASDzJcgUO0HCtl7L24EnfS_feaQLIpEMvkbrPoX29sC_AXb2kZ_NZwjScrcYx-tsELSBB9ZylpDL4f4I/s1600/senam-untuk-ibu-hamil.jpg
http://tipsibuhamil.com/wp-content/uploads/2013/01/senam-ibu-hamil-1.jpg